hungrryyyyy !!! @toby’s chicken

•September 15, 2010 • 1 Komentar

Mau beli toby’s chicken aja antriiiiinyaaaa ^^
Persis kaya KFC rasa e..
Waiting time : 30 minute
Eating time : 5 minutee ???

Do not lose your target !

saturday night – eat with mama papa

•September 2, 2010 • Tinggalkan sebuah Komentar

Land of starving people

Do not lose your target !

so busy !!!

•Agustus 28, 2010 • Tinggalkan sebuah Komentar

Harus buat persiapan untuk investor day !!
1 set kartu nama
1 set lembar saham
1 amplop

Mondar-mandir seharian 😛
Edit sana edit sini
Ngeprint ini ngeprint itu

Do not lose your target !

waitingg

•Agustus 28, 2010 • Tinggalkan sebuah Komentar

Mc donalds darmo @ 8.30 am
Sambil nunggu dijemput mama habis kerja kelompok .

Do not lose your target !

INVESTOR DAY is going to be held at the next moday !!

•Agustus 27, 2010 • Tinggalkan sebuah Komentar

Who wants to come?

Senin depan investor day akan digelar. Yang pasti kita akan menyiapkan stand yang memukau buat menyambut calon investor kita. Kemungkinan kita akan menyediakan sate kambing untuk promosi peternakan kita ^^ hehehehe

Continued . . . . .

Note : Investor Day ini diselenggarakan UC untuk mahasiswa semester 3 agar bisa menggalang dana untuk tambahan modal usahanya. Tapi calon investor ya berasal dari undangan mahasiswa sendiri.

Do not lose your target !

Wedding Peach

•Februari 22, 2009 • Tinggalkan sebuah Komentar

Barusan ni aku inget lagi sama Wedding Peach. .  aku suka banget lagu-lagu nya. .

Don’t give up makecha ikenai
yuuki o dashite

itsumo TORABURU bakari na no seiki matsu na futari
ROMIO to JURIETTO hontou ni loving

unmei nante yowaki ga kimeta maboroshi na no
donna tobira mo hiraku yo kagiri nai mirai he
anata no te de kachi toru ai koso kibou

Yume ga ippai, furiru ippai,
Onegai yo WEDDING DRESS,
Mama no youni tsuteki na koi,
Mitsukaru kashira,
Todoketai no HEART BEAT o,
sasayaite “MAKE A WISH”
Hanabira mauhikari no naka,
Me ga kuramisou yo,
Mitsumeteru kizuiteru,
Sonna SITUATION,
Shinjiteru yumemiteru,
Onna no ko,
Mamoritai no yume o tsumugu,
Kagayaki wa WEDDING RING,
Namida sae mo niji kaeru,
Tenshi no hoho emi,
Namida sae mo niji kaeru,
Tenshi no hoho emi.

Tugas Akhir Pidato Bahasa Indonesia Kelas XII SMA – Keluarga sebagai tempat sosialisasi pertama

•Februari 12, 2009 • 40 Komentar

Karena Em mengerti kalo banyak yang tugas akhir kelas XII SMA nya pakai pidato, jadi Em posting kan pidato Em.  Semoga berguna ya . . .Silakan di edit di sana sini ^o^

Selamat pagi, Ibu Ika yang saya hormati dan teman-teman yang saya kasihi,

Pada hari ini saya mendapat kehormatan untuk ikut menyumbangkan pikiran, pendapat dan gagasan saya demi mengoptimalkan fungsi keluarga sebagai tempat sosialisasi pertama. Oleh karena itu pada kesempatan yang membahagiakan ini, marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan penyertaan-Nya sehingga kita masih diberi kesempatan untuk berkumpul pada hari ini. Saya juga berterima kasih kepada Ibu Ika atas bimbingan dan kemurahan hati beliau selama proses pembuatan naskah ini. Tak lupa saya menyampaikan terima kasih atas dukungan dan partisipasi teman-teman dalam kesempatan yang berharga ini.

Teman-teman yang tercinta, pada zaman sekarang ini, tingkah laku anak-anak semakin tidak terkontrol. Banyak remaja putra yang lebih senang menghabiskan malam minggu di diskotek dengan mabuk-mabukan atau bermain game sampai menginap di warnet. Remaja putri pun banyak yang terkena silaunya ‘dunia gemerlap’ itu. Beragam masalah tersebut membuat kita tidak lagi heran apabila ada orang tua yang mengeluhkan sikap anaknya. Keluhan para orang tua ini wajar-wajar saja karena keluhan mereka didasarkan atas kekhawatiran mengenai masa depan anaknya.

Mungkin teman-teman menilai contoh kenakalan remaja yang saya sebutkan tadi terlalu fantastis dan tidak sesuai dengan kehidupan teman-teman. Oleh karena itu, mari kita ambil sebuah contoh keluhan orang tua yang kerap kita dengar pada waktu penerimaan rapor. Setelah melihat rapor anaknya yang biasa-biasa saja, seorang ibu mengatakan “Duh, anak saya nakal sekali. Sering membolos sampai-sampai banyak angka nol di ulangannya.” lalu sampai di rumah biasanya si ibu akan meneruskan keluhannya kepada si anak, “Coba kalau kamu seperti Daniel itu, pintar dalam olahraga dan pelajaran.” Coba teman-teman sekalian berpikir, bagaimana perasaan si anak? Si Ibu benar dalam hal kekhawatirannya akan masa depan si anak. Akan tetapi, kata-kata yang ibu itu ucapkan sungguh akan menghancurkan mental si anak, apalagi jika diucapkan berulang-ulang selama bertahun-tahun. Jika dibanding-bandingkan begitu terus, siapa yang tidak rendah diri? Si anak kemudian merasa ia adalah orang gagal yang tidak akan pernah berhasil dan tentu saja, dengan memelihara pikiran itu, si anak akhirnya sungguh tidak akan pernah sukses. Setelah beranjak dewasa, si anak mungkin telah mencapai aktualisasi diri yang optimal dan berhasil mengusir segala pemikiran negatif yang telah mengendap sejak kecil. Namun, resiko terburuknya, apabila si anak tidak dapat mengusir pemikiran negatif akibat tindakan ibunya itu maka ia akan menjadi pribadi yang labil akibat tidak memiliki rasa percaya diri. Si anak akan mudah putus asa bila menghadapi kegagalan dan akhirnya mudah terjerumus pada hal-hal yang negatif. Kalau sudah jadi begini, siapa yang disalahkan orang tua? Tentu saja, si anak lagi. Kalau tidak, ya gurunya. Kadang orang tua tidak menyadari bahwa setiap tindakan yang mereka lakukan merupakan dasar terbentuknya sifat-sifat si anak. Namun, boleh jadi, kenakalan putra-putri mereka adalah akibat dari kesalahan orang tua dalam proses sosialisasi di masa kecil. Apa itu sosialisasi, teman-teman?

Sosialisasi merupakan suatu proses dimana seseorang mempengaruhi orang lain karena adanya interaksi. Orang yang saling berhubungan dan mempengaruhi orang tersebut berperilaku disebut agen sosial. 3 agen sosial terpenting adalah orang tua, saudara kandung dan kelompok bermain. Setiap agen sosial tersebut akan menentukan perbedaan dalam proses sosialisasi anak. Pengaruh paling besar selama perkembangan anak pada lima tahun pertama kehidupannya terjadi dalam keluarga. Orangtua, khususnya ibu, mempunyai peranan penting dalam pembentukan kepribadian anak karena kepribadian orang tua sangat besar pengaruhnya pada pembentukan pribadi anak. Menurut hasil penelitian di Amerika menunjukkan bahwa seorang ibu yang memperlakukan anak dengan kasar, baik fisik maupun verbal akan menghasilkan pribadi anak yang cenderung kasar. Oleh karena itu, untuk menghasilkan individu yang berkualitas baik, keluarga amat berperan dalam mensosialisasi nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat dimulai dari masalah kecil yang terjadi dalam keluarga sesuai tahap perkembangan usia anak.

Mungkin sebagian dari teman-teman ada yang telah mengetahui sosialisasi, tetapi mungkin teman-teman masih asing mengenai bagaimanakah proses sosialisasi itu terjadi pada anak dan apa yang harus dilakukan pihak keluarga? Ada 3 hal yang sangat penting, yang dapat menentukan pribadi anak-anak dan juga masa depan mereka yaitu :

o Pengkondisian

Anak ialah manusia yang pasif dalam sosialisasi, jadi sebagian besar tingkah lakunya diciptakan oleh orang tua melalui proses ini. Anak akan mempertahankan perilaku tertentu bila apa yang dilakukan mendapat imbalan. Sebaliknya, anak akan menghindari perilaku tertentu bila ternyata apa yang diperbuat akan mendapat hukuman.

o Permodelan / Imitasi

Jika sekedar meniru aspek luar, proses imitasi akan berlangsung cepat. Sebaliknya, jika anak menginginkan dirinya identik dengan tokoh idolanya, peniruan akan lebih mendalam sehingga di sini orang tua dan keluarga perlu memberi contoh perilaku yang baik bagi anaknya.

o Internalisasi

Cara mempersyaratkan anak dengan sukarela untuk menyadari bahwa ada berberapa hal (seperti norma, nilai dan tingkah laku) memiliki makna tertentu yang berharga bagi dirinya atau bagi masyarakat kelak untuk dijadikan pedoman atau tindakan yang lama kelamaan akan menjadi bagian dari kepribadiannya.

Teman-teman yang berbahagia, pengalaman sosialisasi anak pertama kali diperoleh di dalam rumah maka keluargalah yang paling tepat menentukan terjadinya proses sosialisasi. Teman-teman sekalian, meskipun kita masih belum berkeluarga dan memiliki anak sendiri, tetapi bila kita telah berkeluarga nanti, janganlah teman-teman lupa melupakan hal ini. Sebab, sosialisasi merupakan dasar dalam rangka membentuk pribadi yang bertanggung jawab, mandiri, kreatif dan hormat. Dan jangan sampai kita menyesal di kemudian hari karena hal ini menentukan masa depan anak-anak kita.

Teman-teman sekalian, sekian pidato yang saya sampaikan pada hari ini. Saya mohon maaf apabila ada perkataan saya yang kurang berkenan di hati teman-teman. Saya sangat berterima kasih atas partisipasi teman-teman dan informasi ini dapat menyiapkan pemahaman teman-teman ketika sudah waktunya berkeluarga nanti. Sekian dan terima kasih.